PANDUAN KEPENGHULUAN

Proses Nikah & Rujuk

Bagi anda yang akan melangungkan Pernikahan di KUA harap membawa surat-surat sebagai berikut : 1. F...

24 Feb 2011 / 0 Comments / Read More »
KEGIATAN

Bupati Bekasi Buka MTQ Ke-42 Di Serang Baru

Bupati Bekasi Buka MTQ Ke-42 Di Serang Baru Pembukaan Musaba-qoh Tilawatil Quran (MTQ) ke-42 tingkat Kabupaten Bekasi, kemarin berlangsu...

22 Feb 2011 / 0 Comments / Read More »

Pengambilan Sumpah Jabatan PNS Kemenag Bekasi

Pengambilan Sumpah Jabatan PNS Kemenag Bekasi Cikarang Pusat -- Bertempat di aula kantor kementerian Agama kab. Bekasi, Selasa (25/1/201...

22 Feb 2011 / 0 Comments / Read More »

Negeri Impian

Bukan salahmu nak engkau terlahir dari bunda Indonesia dan ayah Belanda dan bukan salah ayahbundamu juga tapi itulah suratan takdirmu yang ...

25 Feb 2010 / 0 Comments / Read More »

MOST RECENT

  1. MEMBUMIKAN AKHLAK MULIA DI INSTITUSI PENDIDIKAN
  2. AGAR RAMADHAN MEMPESONA BAGI ANAK
  3. AMANAT BAPAK BANGSA DALAM MENGISI KEMERDEKAAN
  4. BANK SYARIAH: INDAH DAN MENENTRAMKAN
  1. Admin says:nyimak...
    visit back mas :D

ULAMA

  • KH Ma’ruf Amin: Islam Mengatur HAM Secara Tuntas

    Read More

  • Sahal Mahfudz: Kritik Boleh, Tapi Jangan Bikin Gaduh

    Read More

  • Said Aqil Siradj: Islam Bukan Hanya Doktrin

    Read More

  • Kematian Hati (KH. Rahmat Abdullah)

    Read More

  • Ayatullah Khomeini; Pemimpin Besar Revolusi Abad 20

    Read More

  • Ust.Arifin Ilham “Rejeki & Dzikir”

    Read More

  • Din Syamsuddin: Tidak Setuju Ahmadiyah Dibubarkan & Jadi Agama Baru

    Read More

  • Bahasa Geram (KH. Mustofa Bisri)

    Read More

  • Jadilah Kitab Walau tanpa Judul (KH. Hilmi Aminuddin)

    Read More

  • القرضاوي: أمتنا واحدة وفلسطين لها حق عليكم موقع القرضاوي/1-1-

    Read More

MUI Tetapkan 10 Kriteria Aliran Sesat

MUI Tetapkan 10 Kriteria Aliran Sesat Jawapos Masyarakat Jangan Main Hakim Sendiri JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau mas...

22 Feb 2011 / 0 Comments / Read More »

Bentuk tubuh dan sebagian akhlak Rasulullah SAW

Bentuk tubuh dan sebagian akhlak Rasulullah SAW Bentuk tubuh Rasulullah Muhammad Rasulullah Al-Hasan ...

22 Feb 2011 / 0 Comments / Read More »

Fatwa Lajnah Daimah tentang Haramnya Valentine

Fatwa Lajnah Daimah tentang Haramnya ValentineSeorang bertanya: (sebagian orang pada tanggal 14 Februari setiap tahunnya merayakan  ...

22 Feb 2011 / 0 Comments / Read More »

"Internet Sebagai Media Dakwah Islami"

 "Internet Sebagai Media Dakwah Islami" table.MsoNormalTable { font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman"; } "Sampaikanlah, ...

22 Feb 2011 / 0 Comments / Read More »

ARTIKEL

MEMBUMIKAN AKHLAK MULIA DI INSTITUSI PENDIDIKAN

"Karakter seorang anak terbentuk terutama pada saat dia berusia 3 hingga 10 tahun. Adalah tugas kita sebagai orang tua untuk mene...

28 Mar 2011 / 1 Comments / Read More »

AGAR RAMADHAN MEMPESONA BAGI ANAK

Abdul Qodir Zaelani, S.HI, MA              ...

28 Feb 2011 / 0 Comments / Read More »

AMANAT BAPAK BANGSA DALAM MENGISI KEMERDEKAAN

Oleh: Abdul Qodir Zaelani, MA (Pernah dimuat majalah bulanan "Media Pembinaan" bulan Agustus 2010 K...

28 Feb 2011 / 0 Comments / Read More »

BANK SYARIAH: INDAH DAN MENENTRAMKAN

Oleh: Abdul Qodir Zaelani, MA  (Pernah di muat majalah bulanan "Media Pembinaan" bulan Juli 2010 Ke...

28 Feb 2011 / 0 Comments / Read More »

NASIONAL

Susno Jadi Koordinator Penasihat Ahli Kapolri

JAKARTA, KOMPAS.com — Markas Besar Kepolisian Negara RI mengungkapkan kebahagiaan atas kedatangan mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Po...

24 Feb 2011 / 0 Comments / Read More »

"Korupsi, Kanker Stadium Akhir Indonesia"

"Korupsi, Kanker Stadium Akhir Indonesia" ILUSTRASI: Maraknya kasus korupsi yang bergulir di I...

22 Feb 2011 / 0 Comments / Read More »

Rayakan Valentine's Day, Siswi SMP Digilir 4 Pria Bejat

Rayakan Valentine's Day, Siswi SMP Digilir 4 Pria BejatSUBANG (voa-islam.com) – Benar sekali orasi siswa-siswi SD Muhammadiyah 4 Pucang, ...

22 Feb 2011 / 0 Comments / Read More »

Dr. Hidayat Gabung Ulama Dunia Temui Pemimpin Arab Selamatkan Gaza

  Wakil Ketua Yayasan Al-Quds Internasional, Hidayat Nur Wahid (kanan) bersama Ketua Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), Basuki S...

22 Feb 2011 / 0 Comments / Read More »

INTERNASIONAL

  • Raja Maroko Undang Ketua Umum PBNU

    1LONDON, KOMPAS.com - Raja Maroko Mohammed VI, mengundang Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj unt...

  • Ketika Badai Revolusi Menjalar ke Maroko

    Reuters Gerakan 20 Februari di rabat, ibukota Maroko, menuntut pembatasan kekuasaan Raja Mohammed VI. 1...

  • Oposisi Gelar Demo Terbesar

    AP Bahraini protesters chant slogans at the Pearl roundabout soon after the military and police pulled out...

  • Gejolak di Timur Tengah Tak Termotivasi "Revolusi Islam"

    Seorang wanita Muslim AS turut berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa untuk mendukung warga Mesir dalam menggulingkan pemerinta...

|

MEMBUMIKAN AKHLAK MULIA DI INSTITUSI PENDIDIKAN


"Karakter seorang anak terbentuk terutama pada saat dia berusia 3 hingga 10 tahun. Adalah tugas kita sebagai orang tua untuk menentukan input seperti apa yang masuk ke dalam pikirannya, sehingga bisa membentuk karakter anak yang berkualitas"- Sonny Vinn –

Guru adalah sosok yang mampu membentuk karakter pemimpin masa depan. Karena kemajuan masa depan bangsa tidak lepas dari peran seorang guru. Gurulah sosok yang mampu mencerdaskan dan membimbing anak bangsa menuju cita-citanya yang mulia.
Namun sangat disayangkan, guru yang sejatinya mampu memberikan kontribusi terhadap progresifitas bangsa, justeru terkadang tercemari oleh perilaku oknum yang tidak sepantasnya dilakukan oleh seorang guru, yakni tindak kekerasan pada anak didik.
Berdasarkan data Republika (24/10/2008) dinyatakan bahwa kekerasan terhadap anak diduduki oleh guru sebagai peringkat tertinggi. Hal ini didasarkan dari catatan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), bahwa kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh pendidik atau guru justru yang tertinggi. Penelitian KPAI selama enam bulan pada tahun 2008 sudah tercatat 86 kekerasan terhadap anak. Yang mengherankan, justru 39% kekerasan dilakukan orang terdekat, khususnya guru. Sementara data yang diperoleh pada tahun 2007, tercatat 555 kekerasan terhadap anak. Dan yang mengagetkan, sebanyak 11,8% kekerasan justru dilakukan oleh guru terhadap anak-anak muridnya. Data tersebut sungguh mengejutkan. Guru yang sejatinya sebagai pembentuk karakter bangsa, justeru mengajarkan kekerasan terhadap anak didiknya.
Begitupun anak didik yang sejatinya mencerminkan kependidikannya, justeru terkadang sebaliknya; tawuran antar siswa - yang terkadang sebagian mereka membawa senjata tajam, sikap anarkis mahasiswa, tawuran antar mahasiswa dan kenakalan-kenakalan lainnya yang dilakukan oleh para penuntut ilmu. Hiruk pikuk perilaku pelajar yang menyimpang dari norma-norma kehidupan sosial seperti ini, tidak lepas bahwa dunia pendidikan secara tidak sadar juga mempunyai andil ikut menanamkan saham perilaku tersebut.
Karena itulah, melihat fenomena ini, pemerintah berinisiatif mencanangkan gerakan nasional akhlak mulia. Gerakan akhlak mulia yang dimaksud adalah menggerakkan pendidikan berbasis moral yang berlaku bagi semua masyarakat dan perilaku tersebut harus dimulai dari sekolah.
Dunia pendidikan tidak bisa hanya diinterpretasikan sebagai tempat mengais rejeki saja dan hanya menekankan pengajaran keilmuan saja, melainkan mendidik dan menanamkan nilai-nilai kehidupan yang bermakna adalah sangat penting untuk menghindarkan pelajar dari malapetaka kehidupan.
Harus ada budaya di sekolah yang mencerminkan dan menanamkan akhlak mulia ke dalam internalisasi nilai-nilai di sekolah. Budaya sekolah (school culture) bisa dimulai dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan santun. Dari kebiasaan itu akan membentuk tradisi, kemudian menjadi budaya sebagai pembentuk peradaban.
Semua perilaku aktif dan pasif merupakan bagian dari pembentukan budaya sekolah. Ruang batin anak di sekolah harus diisi oleh gurunya. Guru tidak cukup hanya mengajarkan tetapi harus melakukan keteladanan. Jadi guru harus melakukan keteladanan kepada anak didiknya selama berada di sekolah. Pentingnya akhlak mulia ini sangat ditekankan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003.

Membumikan Akhlak Mulia Melalui Habits Forming
Nilai-nilai moralitas di sekolah tidak begitu saja hadir dengan sendirinya. Ia butuh proses yang perlu dilaksanakan oleh semua citivas academika institusi pendidikan. Proses ini secara sadar dan penuh tanggungjawab dilakukan oleh semua individu, terutama guru. Karena gurulah sosok sentral yang akan dilihat, dipandang dan dicontoh oleh anak didiknya. Proses yang dilakukan adalah melalui kegiatan Habits Forming, yaitu kegiatan berupa pembiasaan hidup positif, yang dilatihkan kepada anak didik yang terinspirasi dari buku “The Seven Habits Highly Effective People” karya Steven R Cover.
Kenapa harus guru sebagai teladan? Kita pernah mendengar sebuah istilah dalam dunia fauna "Monkey See, Monkey Do", yang berarti seekor monyet biasanya akan bertindak berdasarkan apa yang telah dilihatnya. Atau istilah “air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga” yang berarti apa yang diajarkan oleh orang tua atau guru, akan masuk ke dalam memori dan perilaku anak.
Begitulah karakteristik seorang anak. Perilaku anak terbentuk melalui proses pembelajaran sosial (social learning process) terutama melalui mekanisme imitasi (modeling). Imitasi adalah mekanisme pembelajaran dengan cara menirukan, mencontoh dari model yang dilihat, didengar dan dipersepsikannya. Guru sebagai model adalah obyek yang paling dekat untuk ditiru oleh anak didik. Oleh karena itu guru sebagai prime model bagi pembelajaran anak harus ektra dan super hati-hati dalam berucap, berperilaku dan bertindak di hadapan anak didiknya. Kita perlu selalu ingat bahwa anak adalah imitator ulung yang tiada taranya. Dengan kata lain, dalam proses tumbuh kembang anak, guru harus mampu menjadi uswah khasanah (suri tauladan) bagi anak didiknya.
Karena itulah anak perlu figur seorang tokoh yang dikagumi, yang akan ditiru di dalam tindakan sehari-harinya. Pilihan utamanya biasanya akan jatuh pada orang tua dan guru. Dan seorang anak akan lebih percaya pada apa yang dilihat daripada apa yang dikatakan orang tua atau gurunya.
Jadi saat mengatakan suatu nasehat, misalnya jangan terlambat masuk ke sekolah, tapi gurunya sendiri telat datang ke sekolah atau dilarang merokok, justeru gurunya dengan leluasa merokok di dalam kantor atau bahkan mengajar sambil merokok, jelas ini bukan cara mendidik yang baik. Ajarkan sesuatu melalui contoh yang baik, dengan tindakan kita sendiri, akan membuat anak meniru dan mengembangkannya menjadi suatu kebiasaan dan karakter di dalam pertumbuhannya.
Yang pasti, apa pun yang dilakukan guru jelas akan menularkan sikap tertentu yang akan ditiru siswa-siswanya. Guru yang semangat, tentulah akan menularkan semangat pada siswanya. Begitu pula guru yang pesimistis, tentu akan mendapatkan siswanya dalam keadaan pesimistis. Guru yang bijak dan empatik justeru akan menular kepada murid-muridnya, begitupun sebaliknya; guru yang galak dan kasar, suka mengejek, suka memaksa, sering menghukum dan mengancam, justeru akan melukai perasaan anak yang pada akhirnya melahirkan anak yang mempunyai sifat pemberontak, pemarah, pendendam, pesimis dan sifat-sifat negatif lainnya.
Maka, seorang guru hendaknya memiliki karakter dan kepribadian yang baik dan mengajarkan sesuatu yang bernilai kebaikan. Tidak hanya itu, akan tetapi juga menjalankan, mengamalkan, dan mempraktikkannya. Guru juga hendaknya bersikap profesional, yaitu menjadi pembelajar aktif, dalam artian mau belajar dengan sungguh-sungguh, serius, efektif dan efisien serta memiliki kompetensi atau keahlian di bidangnya.
Dalam membentuk habits forming atau pembiasaan-pembiasaan yang baik dan bernilai, budaya-budaya seperti berikut ini sangatlah baik bila dilakukan oleh semua elemen citivas academika. Budaya tersebut adalah: “FOR CHILDREN” yang berarti Fleksibel (tidak kaku), Optimis (yakin), Respek (menghargai), Cekatan (terampil), Humoris (gembira/semangat), Inspiratif (banyak ide), Lembut (penuh kasih sayang), Disiplin (serius), Responsif (cepat tanggap), Empatik (peduli), dan Nge-friend (bersahabat).
Karenanya, habits forming seperti itu perlu terus ditanamkan dan dipupuk di tengah-tengah anak didik. Sehingga nilai-nilai baik itu bukan hanya sekedar wacana dan melangit, tetapi juga sudah membumi dan terinternalisasi dalam semua elemen yang ada di institusi pendidikan.
Memang, sudah saatnya kita merubah metode mendidik anak yang sebelumnya menggunakan bahasa perintah, larangan dan ancaman dalam memberikan nasehat menjadi bahasa yang baik, santun dan menyejukkan yaitu bahasa hati. Sebagaimana dalam firman Allah, al-Qur’an surat an-Nahl (16) ayat 125, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik…,” 
Kita tentunya masih ingat apa yang dikatakan orang tua kita, “bahasa yang dikeluarkan dari hati maka akan masuk ke dalam hati”. Karena itu, seorang guru sepatutnya dan semestinya mengajarkan anak didiknya dengan bahasa hati bukan emosi. Sehingga guru benar-benar “digugu lan ditiru” diikuti dan ditiru oleh anak didiknya karena kebaikan-kebaikannya, bukan malah “diguyu lan turu” diketawai dan tidur. Diketawai karena perilaku negatifnya, dan tidur karena tidak menariknya mata pelajaran yang diajarkan, menjenuhkan dan membosankan.
Semoga dengan membumikan nilai-nilai moralitas di institusi pendidikan ini, akan menghantarkan anak didik menjadi seseorang yang bermartabat dan bermoral ketika kelak menjadi seorang pemimpin. Amin ya mujiibassaailin. Wallahu a’lam bishowab.

Posted by azay on 06.36. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

1 komentar for "MEMBUMIKAN AKHLAK MULIA DI INSTITUSI PENDIDIKAN"

  1. nyimak...
    visit back mas :D

Leave a reply

Blog Archive

Recently Commented

Recently Added