MOST RECENT

|

Ujian Pra Nikah = Seni Pra Nikah

Konon kabarnya, menjelang pernikahan itu calon pengantin biasanya dihadapkan pada beragam ujian. Orang sunda menyebutnya sok loba hileud (suka banyak ulat). Ujiannya tentu saja beragam, bisa munculnya sensitifitas tinggi diantara pasangan calon pengantin sehingga muncul kesalahpahaman yang berdampak pada pertengkaran, muncul keragu-raguan untuk menikah dengan calon yang telah ditetapkan, munculnya orang ketiga dan seterusnya yang berusaha memalingkan cinta, banyaknya persoalan lain yang menimpa baik masalah keuangan untuk biaya menikah, beribetnya urus-urus persyaratan nikah, bahkan sampai persoalan-persoalan lain yang langsung atau tidak langsung menambah beban mental bagi pasangan calon pengantin.
Banyaknya ujian pada saat akan menikah, tentu saja bentuk atau macamnya berbeda-beda bagi setiap pasangan calon pengantin. Ada yang ujiannya sangat banyak, ada yang ujiannya banyak, ada yang ujiannya sedikit, bahkan ada yang nyaris gak ada ujian sama sekali. Dampaknya pun berbeda bagi setiap calon pasangan pengantin. Ada yang akhirnya pernikahannya gagal, ada yang pernikahannya nyaris gagal, ada yang jadinya sering berantem, ada yang kuat dan teguh sehingga ujian pun bisa diatasi dengan baik, bahkan ada yang justru sinergi calon pasangan pengantin itu semakin tumbuh dengan baik sehingga mereka bisa mengatasi bersama ujian yang melanda mereka dengan indah.
Saya punya teman yang dia menggagalkan pernikahannya dan beralih dengan menikahi perempuan lain. Padahal si perempuan yang tadinya dia mau nikahi itu kabarnya sudah sampai beli gaun pengantin. Entah apa alasan si lelaki itu, tapi yang pasti lelaki ini menuai antipati termasuk dari teman-temannya sendiri. Saat ini, lelaki ini kelihatannya bahagia, bahkan kabarnya menjadi makmur meski tak punya pekerjaan tetap, bisa punya ini, itu dan juga bisa kuliah lagi. Lalu apakah harta perempuanlah yang membuat lelaki ini berpaling, wallohualam. Saya tidak mau berburuk sangka, toh itu jalan yang dia pilih, ya terserah dia. Mungkin memang perempuan yang sekarang jadi istrinya itu memang jodohnya.
Saya juga punya teman yang baru semingguan kemarin telah menikah. Sebelum mereka melangsungkan pernikahan, si lelaki sering curhat mengenai banyaknya masalah yang dia hadapi. Dia pernah melakukan pertengkaran hebat dengan calon istrinya padahal gara-gara hal sepele. Dia juga pernah dimarahi oleh calon mertuanya dan dianggap tidak mampu untuk mengurusi hal-hal yang harus dipersapkan menjelang pernikahan. Teman saya terus saja mengeluh, tersirat raut wajah yang stres meski dia coba tersenyum. Tapi alhamdulillah, teman saya yang satu ini pun akhirnya menikah, dan betapa romantisnya mereka. Ih mauuuuu.
Seorang teman yang telah menikah berkata pada saya bahwa ujian pra nikah itu selayaknya kita anggap seni. Jadi ganti kata ujian menjadi seni, ya seni pra nikah. Jika kita anggap ini seni, maka yakinlah ini adalah hal yang indah, yang harus kita hadapi dengan besar hati, harus kita hadapi dengan pikiran jernih. Memang sih, seni pra nikah ini adalah kelas persiapan sebelum kita naik kelas ke kelas berikutnya, yakni kelas rumah tangga. Di mana di sana kita akan dihadapkan pada kemampuan bersinergi dengan baik mengatasi beragam masalah kehidupan. Kalau menjalani kelas pra nikah saja sudah gagal, gimana akan mampu menghadapi kelas rumah tangga, wihhh jangan-jangan malah DO nantinya, hehe.
Seni pra nikah adalah masa dimana kita bisa menjadi lebih dewasa, lebih bijak,  lebih tangguh, lebih sigap, lebih siap dan lebih memahami calon suami/ istri kita. Seni pra nikah adalah seni dimana kita akan semakin menumbuhkan perasaan cinta dan sayang pada sosok yang kelak kita sebut sebagai suami/ istri kita. Karena kita ingat bahwa tak mudah untuk bisa bersanding dengannya, maka kita tak akan mudah untuk melepaskannya. Jadi, jalani seni pra nikah dengan besar hati, agar kelak pasangan kita tetap nyaman berada di luasnya hati kita. Ah indahnya.

Posted by azay on 01.08. Filed under , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 komentar for "Ujian Pra Nikah = Seni Pra Nikah"

Leave a reply

Blog Archive

Recently Commented

Recently Added