MOST RECENT

|

URGENSITAS SOFT SKILL DALAM MENCETAK GENERASI BERMARTABAT


Oleh: Abdul Qodir Zaelani, MA
Manta Kepala Sekolah SDIT Salsabila Jetis Bantul Yogyakarta.

                    Saat ini masyarakat kita dihebohkan oleh berita korupsi senilai 20 Milyar, yang diduga melibatkan pejabat teras atas yang notabene adalah penegak hukum. Sebelumnya juga, kita dikejutkan dengan kasus Bank Century, yang hingga kini belum ada keputusan finalnya. Fenomena korupsi yang dilakukan para pejabat bangsa acapkali diberitakan di media, yang terkadang membuat kita mengelus dada.
Semua kejadian di atas adalah fenomena anomaly, yang berarti kejadian yang ganjil dari yang seharusnya terjadi. Pejabat Negara yang sejatinya melayani rakyat, justeru terkadang memeras keringat rakyat untuk kepentingan pribadi dan golongan. Sehingga pemimpin negeri kita, bisa dikatakan belum sepenuhnya berhasil memimpin bangsa ini menuju masyarakat sejahtera.
Prof. Dr. Elfindri, SE, MA (dkk.) dalam buku Soft Skill Untuk Pendidik menyatakan bahwa pendidikan kita masih berorientasi kognitif, yakni seseorang dianggap berhasil bila nilai ujiannya tinggi. Padahal keberhasilan seseorang di masyarakat – terlebih sebagai seorang pemimpin - bukan semata-mata oleh peranan keilmuan dan keterampilannya. Akan tetapi, soft skill ternyata mempunyai peranan yang sangat penting. Berdasarkan hasil kajian mutakhir, menyibak peran soft skill terhadap kesuksesan seseorang mencapai 78-82%. Sesuatu yang mencengangkan. Dari 19 kecerdasan yang diuji, rangking 1-7 adalah soft skill, sementara ilmu dan keterampilan merupakan rangking ke 8 dan 9.
Keterampilan soft skill ini akan menghantarkan seseorang mempunyai keterampilan berkomunikasi, kejujuran, kerjakeras, etos kerja, kekerabatan, santun, berbudi dan sifat positif lainnya. Sehingga seseorang lahir dan dibesarkan secara sempurna, memiliki intrapersonal skill, interpersonal skill, global skill, dan trancendental skill. Sukses dunia, untuk menuju sorga-Nya.
Untuk mewujudkan soft skill dibutuhkan Gerakan Empat (4) O yaitu Olah otak, Olah hati, Olah raga dan Olah batin. Olah otak bertujuan untuk meningkatkan pemahaman individu terhadap bidang tertentu. Diharapkan pemahaman yang dia peroleh dari setiap jenjang ilmu yang diberikan akan meningkatkan pemahaman dan ilmunya. Tujuan dari olah otak ini adalah seseorang dengan pendidikan, muncul kemandiriannya. Dengan demikian, ketika menjadi seorang pemimpin, mampu mentransfer pengetahuan (transfer knowledge) dan nilai (value) kepada para jajarannya dengan baik dan terarah.
Olah hati bertujuan agar anak-anak memiliki kepekaan dan perasaan yang tinggi dan bermarabat. Olah hati akan melatih dan melahirkan hati nurani yang berbicara dan bertindak. Ia akan melahirkan kejujuran, kerja keras, dan mengikis hasud dan dengki. Orang yang memiliki hati yang halus memiliki kepekaan lingkungan dan perasaan. Ia akan mampu mengerti posisinya, dan mampu mendeteksi lawan bicaranya. Emosionalnya akan terbentuk sedemikian rupa sehingga mampu melahirkan kepercayaan diri, tumbuh dan berfungsi pada berbagai komunitas yang ada. Sehingga ketika menjadi pemimpin, mampu memainkan hati nuraninya dalam memberikan kebijakan, dan tidak mau menyakiti hati rakyatnya dengan perbuatan tercela.
Olah raga bertujuan untuk menjadikan organ tubuh semakin teratur sesuai dengan fungsinya masing-masing. Olah raga juga membuat individu semakin sportif, tidak mau menang sendiri, menerima segalanya baik kalah maupun menang dan tak kalah pentingnya melenturkan  otot yang kaku. Oleh karenanya institusi pendidikan mesti menjadikan olah raga salah satu ikon yang membuatnya dinamis. Sehingga ketika menjadi seorang pemimpin, mampu berkomunikasi kepada rakyatnya dengan stamina yang baik, selalu fres dalam setiap kesempatan, siap menang dalam pertandingan dan menerima dengan lapang dada (legowo) terhadap kekalahannya dalam pertandingan politik.
Olah batin bertujuan memberikan pemahaman kepada individu akan pentingnya makna dalam menjalani kehidupan. Individu tidak hanya menjalankan aturan yang ada, tapi apa yang melatarbelakangi adanya aturan sehingga ketika menjalankan aturan yang ada benar-benar dengan keikhlasan dan kesungguhan. Hal ini karena pemahaman dan rasa tanggung jawab individu terhadap apapun yang dilaksanakan  (hal 216-218).
Jika soft skill ini mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari maka sudah barang tentu mampu mencetak pemimpin masa depan yang mempunyai wawasan yang luas, bertanggungjawab dan mempunyai hati nurani.
Karenanya bagi seorang guru semestinya mampu menyelami bagaimana perasaan anak didik, kemudian menggali potensi anak didik untuk dioptimalkan. Untuk membangun generasi mendatang yang berkarakter dan berkualitas, mesti juga membangun kualitas guru terlebih dahulu.
Sebab itulah, tidak berlebihan jika buku ini layak dimiliki bagi setiap pecinta pendidikan terlebih sebagai pendidik. Pasalnya, buku ini ditulis oleh beberapa professor yang memang sudah kenyang makan asam garamnya dalam mendidik generasi bangsa.  
Jika kiat di dalam buku ini dipraktekkan, suatu saat dengan izin-Nya, insya Allah kita akan sumringah dan tersenyum menyaksikan pemimpin kita yang penuh dengan cinta, tanggungjawab dan peduli terhadap negerinya.

Judul               : Soft Skill Untuk Pendidik
Penulis             : Prof. Dr. Elfindri, SE, MA (dkk.)
Penerbit           : Baduose Media
Tahun              : 1 Februari 2010
Tebal               : 267 halaman

Posted by azay on 23.21. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 komentar for "URGENSITAS SOFT SKILL DALAM MENCETAK GENERASI BERMARTABAT"

Leave a reply

Blog Archive

Recently Commented

Recently Added